Breaking News

Tewasnya Dokter Dwi Akibat Ngebut-Lahirnya Bayi Bermata Satu

 




Palembang, detiknews.web.id - Sederet peristiwa mewarnai pemberitaan Sumatera Bagian Selatan selama sepekan, mulai dari hari ini, 1 hingga 6 April 2024. Mulai dari dokter wanita di Jambi tewas setelah diteriaki maling mobil, kemudian ada bayi lahir dengan mata satu di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Selain itu, ada juga berita bangunan diduga situs cagar budaya dijadikan lahan parkir di Bengkulu. Berikut Sumbagsel sepekan:

Jambi: Dokter Dwi Tewas Setelah Ngebut di Perumahan hingga Dikejar Warga
Dokter Dwi Fatimahyen (29) tewas dikejar dan diteriaki warga mencuri mobil. Dia tewas setelah menabrak tiang listrik. Ternyata, sebelum kejadian, korban ngebut di jalan perumahan hingga dikejar.

Kejadian itu terjadi di Perumahan Pondok Cipta, Mestong, Muaro Jambi, pada Jumat (29/3) pukul 22.00 WIB atau setelah salah tarawih.

Warga Perumahan Pondok Cipta bernama
Mese mengatakan saat mobil tersebut di depan rumahnya, ia mendengar gemuruh yang kuat saat mobil itu melintas. Dia menyebut mobil Ayla yang dikendarai dokter Dwi melaju secepat kilat.

"Dia ngebut di sini itu sekitar jam 10 malam, secepat kilat. Saya di dalam sama suami, kami kira kayak badai gitu. Saat nengok keluar tahu-tahu ramai sudah warga," katanya saat ditemui di lokasi, Kamis (4/4/2024).

Saat itu, kata dia, ada satu warga yang mengabarkan di grup perumahan terkait kejadian itu dan membuat heboh warga perumahan. Warga lantas mencari tahu siapa yang membawa mobil itu, tamu atau kerabat dari warga setempat.

"Warga pengin tahu siapa orangnya, apa orang di sini atau tamu warga sini atau keluarga siapa. Jadi biar dikasih tahu kayak mana bawa mobil di sini, jangan ngebut di sini dan banyak anak-anak," jelasnya.

Selanjutnya, setelah masuk ke area perumahan dan mengetahui jalan buntu, dokter itu memutar balik. Warga kemudian curiga dan ramai-ramai mencoba menghentikan laju mobil itu.

"Ada warga menaruh kursi (untuk menghadang) tapi dielakkannya," jelasnya.

Saat kejadian, lanjutnya, warga tidak mengetahui yang membawa mobil itu laki-laki atau perempuan karena kondisi gelap.

"Makanya dikasih tahu (ke grup perumahan) takutnya ada warga yang main hakim sendiri," tuturnya.

Dia mengatakan warga mengejar mobil itu karena ngebut. Dia juga mengaku tidak mendengar ada yang meneriaki maling.

"Di sini saya tidak mendengar warga teriak maling, yang pasti warga mengejar sampai keluar ke depan," ujarnya.

Setelah itu, warga memberi tahu ke polisi dan dikejar petugas hingga terjadilah kecelakaan itu.

Sumsel: Bayi Lahir Bermata Satu Hebohkan Warga Muba
Warga di Sumatera Selatan (Sumsel) dihebohkan dengan adanya bayi baru lahir dengan mata satu. Bayi itu lahir di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin (Muba), Sumsel.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Trinawarman membenarkan adanya bayi lahir bermata satu. Dia mengatakan, ibu dari bayi tersbeut merupakan pasien rujukan dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

"Iya benar, pasien merupakan rujukan dari Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir), persalinanya dilakukan di RSUD Sekayu," ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu (3/4/2024).

Trisnawarman belum mengetahui kapan waktu kelahiran bayi tersebut. Saat ini, dia masih mengumpulkan informasi lebih rinci mengenai kelahiran bayi tersebut ke RSUD Sekayu.

"Sedang saya konfirmasi ke RSUD. Terkait kelahiran bayi mata satu juga harus ditanyakan ke dokter terkait, apa penyebabnya sehingga seperti itu," ungkapnya.



Bengkulu: Bangunan Situs Cagar Budaya Dijadikan Lahan Parkir
Bangunan diduga situs cagar budaya di Bengkulu, dibongkar dan dijadikan lahan parkir Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu. Pihak Balai Pelestarian Kebudyaan Wilayah VII Bengkulu mengaku telah memanggil pihak bank tersebut.

Gedung nasional (KNID) yang dijadikan lahan parkir itu yakni Bubungan Tiga, di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kebun Keling, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Diketahui, rumah Dr. Abu Hanifah Bubungan Tiga itu telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya, dengan Surat Keputusan (SK) penetapan Kemdikbud RI Nomor 120 tahun 2009, Kamis 4 Juni 2009, yang tertuang dalam website resmi kemdikbud.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung, Nurman Tias mengatakan bangunan Bubungan Tiga itu belum ditetapkan sebagai situs cagar budaya SK yang ada di dalam website Kemdikbud baru diregister nasional dan belum kategori cagar budaya.

Kata dia, untuk menjadi situs kategori harus melalui kajian dari tim ahli cagar budaya dan baru ditetapkan menteri atau kepala daerah berdasarkan rekomendasi tim ahli.

"SK yang di dalam website itu baru register nasional, belum kategori cagar budaya, itu masih objek diduga cagar budaya dan belum ditetapkan menjadi objek cagar budaya, seharusnya pihak Bank Indonesia melayangkan surat ke pihak cagar budaya," katanya Selasa (2/4/2024).

Nurman, mengaku sudah bertemu dengan pihak BI. Dari keteragan BI bahwa mereka tidak mengetahii kalau bangunan yang sekerang dijadikan lahan tempat parkir merupakan situs cagar budaya.

Menurutnya mereka, kata Nurman, bangunan itu telah rusak dan tidak terawat makanya dipugar menjadi lahan parkir.

"Kita telah melakukan pertemuan dengan pihak Bank Indonesia, mereka membeli bangunan tersebut tahun 2019, dipugar tahun 2021 dan dijadikan lahan parkir tahun 2022," jelasnya.

Sementara itu, Humas Bank Indonesia Cabang Bengkulu, Santy W mengatakan terkait status cagar budaya bisa langsung konfirmasi ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII.

"Dari BI yang dapat kami infokan bahwa tanah tersebut diperoleh melalui proses jual beli dengan pemilik terakhir," katanya singkat.

Bangka Belitung: Nelayan Dianiaya 10 Orang Usai Dituduh Maling Besi Proyek
Nelayan di Bangka Barat bernama Asnadi alias Nadi (40) mengaku menjadi korban penganiayaan sejumlah pekerja proyek. Bukan itu saja, dia menduga ada onum TNI yang ikiut menganiayanya.

Nadi diduga dianiaya hingga babak belur setelah dituduh mencuri besi proyek. Terkait dengan itu, Pihak Batalyon 147 Ksatria Garuda Jaya (KGJ) Bangka pun membantah adanya keterlibatan oknum anggota mereka.

Peristiwa itu diakui Nadi terjadi pada Jumat (29/3/2024) di Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Beltung (Babel). Berdasarkan pengakuannya, pelaku berjumlah lebih dari 10 orang, termasuk oknum anggota TNI AD berinisial AL yang diduga terlibat.

"Abang (saya) dituduh maling besi proyek. Padahal saya tidak melakukan itu (pencurian). Kalau minta besi behel bekas robohan bangunan kafe itu ada, minta ke operator PC (alat berat)," kata Nadi ditemui wartawan di rumahnya di Desa Mentok Asin, Kelurahan Tanjung, Senin (1/4/2024).

Nadi mengatakan, kepada para pelaku dia sudah berkata jujur tidak melakukan pencurian. Namun, bukannya dilepas Nadi malah menjadi korban penganiayaan.

Pengainayaan yang dialaminya terjadi di sebuah rumah di Kelurahan Sungai Daseng. Nadi mengaku dianiaya berjam-jam dengan kondisi tangan diikat, mulut disumpal dengan plastik dan mata ditutup.

"Tangan saya diikat, mata ditutup kencang lah pokoknya. Dari situ lah, saya dipukuli. Semakin sore semakin ramai (yang mukul). Dalam hati saya waktu itu, mati pasti saya hari ini. Saya dipukul seluruh badan. Perasaan saya dipukul pakai selang, dibakar api rokok, ada sepatu," jelasnya.

Penganiayaan itu berakhir pukul 20.00 WIB. Penutup mata dan penyumpal mulut dilepas.

"Jam 8 lewat dibuka penutup mata. Waktu itu saya melihat orang di sana penuh lebih dari 10 orang. Kemudian saya dibawa ke Polsek. Yang lain itu model kuli (bangunan) semua," jelasnya.

Komandan Batalyon 147 Ksatria Garuda Jaya (KGJ) Bangka Letkol Inf Yokki Firmansyah membantah anggotanya terlibat kasus tersebut. Kata dia, setelah mendapat kabar ini pihaknya langsung turun ke lapangan dan menemui korban.

"Informasi itu tidak benar, kemarin saya terjun langsung ke lapangan dan ketemu korban, dan korban juga malahan terima kasih diantar oleh ALD (oknum yang diduga melakukan penganiayaan) sampai ke rumahnya," tegasnya dikonfirmasi detikSumbagsel, Selasa (2/4/2024).

Komandan Batalyon 147 KGJ ini irit bicara terkait dugaan penganiayaan terhadap Asnadi yang diduga dilakukan oleh oknum TNI AD bersama sejumlah pekerja proyek. Dia kembali menegaskan, selain kabar itu tidak benar, informasi itu hanya miskomunikasi.

"Dan saya juga sudah membuat berita klarifikasi kejadian yang sebenarnya, bahwa ada miskomunikasi di lapangan," kata Yokki singkat saat dikonfirmasi.

Lampung: Pejabat Dipenda Lampung Ditemukan Tewas dalam Mobil
Kepala UPTD Dispenda Kota Bandar Lampung Dody Eka Novriansyah ditemukan tewas dalam mobil. Jasad korban pertama kali ditemukan oleh istrinya.
Peristiwa itu terjadi di lingkungan Pascasarjana Universitas Bandar Lampung, Senin (1/4/2024) sekitar pukul 17.45 WIB.

Kapolsek Kedaton Kompol Try Maradona menduga korban meninggal karena sakit jantung yang dideritanya. Hal itu juga dibenarkan oleh keterangan istrinya.

"Menurut keterangan istrinya, korban memiliki riwayat sakit jantung dan lambung kronis. Kami juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pads tubuh korban," katanya, Selasa (2/4/2024).

Dia mengatakan, korban pertama kali ditemukan pertama kali oleh istrinya yang saat itu melihat suaminya tidak sadarkan diri dalam mobil.

Try membenarkan korban merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berdinas di Pemerintahan Kota Bandar Lampung.

"Benar dia seorang PNS Kota Bandar Lampung, identitasnya bernama Dody Eka Novriansyah usia 41 tahun beralamat di Jalan Sultan Haji, Perum Sultan Residen, Kelurahan Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu," ungkapnya.

(red.alz)
© Copyright 2022 - detiknews
https://www.detiknews.web.id/p/box-redaksi.html