Breaking News

DPRD Soroti Penanganan Banjir di Surabaya, Ingatkan Warga Terlibat Aktif

 



Surabaya
, detiknews.web.id - DPRD Kota Surabaya terus mendorong pemerintah kota menanggulangi banjir di Kota Pahlawan. Proyek percepatan pembuatan saluran bozem, saluran box culvert, serta rumah pompa diharapkan segera terealisasi.
Tidak hanya menuntut gerak cepat pemerintah kota, Wakil DPRD Kotq Surabaya AH Thony juga meminta agar seluruh warga Kota Surabaya turut serta mencegah banjir dengan cara yang paling sederhana.

Dia meminta warga tidak membuang sampah sembarangan di saluran air atau sungai. Meski terlihat sepele dan bukan masalah Thony mengungkapkan dari perilaku membuang sampah di saluran air itulah yang mengakibatkan saluran menjadi mampet dan banjir merajalela.

"Kalau budaya buang sampah di saluran itu tidak dihentikan bersiaplah kota ini berakrab ria dengan banjir. Saatnya Satgas Sampah dan Satpol PP siaga di setiap saluran air," ujar AH Thony menanggapi banjir yang masih terjadi di Surabaya, Selasa (17/5/2024).

Setiap hujan deras dengan durasi lebih lama, sejumlah kawasan di Surabaya terjadi genangan. Meski lama dan kedalaman genangan berkurang, namun penanganan banjir harus terus menjadi prioritas kota. Sebab dampaknya luas tidak sekadar merepotkan mobilitas warga.

AH Thony mendesak Satpol PP dan Satas Sampah bekerja lebih optimal. Dengan anggota yang ada, Satpol PP sebagai penegak Perda harus mau turun langsung, siaga di titik rawan warga membuang sampah di saluran. Saat ini sudah ada Perda 1/2019 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Surabaya.

Salah satunya melarang warga membuang sampah sembarangan. Sanksinya adalah tindak pidana ringan dengan denda Rp 75.000. Namun Perda Sampah tersebut dinilai AH Thony hanya asesoris tanpa ada penegakan maksimal. Buktinya banyak saluran mampet karena sampah.

Tak Perlu Menunggu Pemkot
Pimpinan DPRD Surabaya itu juga menyoroti perilaku warga Surabaya yang bikin geregetan. AH Thony kerap turun ke sejumlah kawasan dan perkampungan. Banyak ditemukan saluran air di kampung dan got buntu. Namun kondisi tersebut dibiarkan warga. Tidak ada gerakan kampung untuk membersihkan got.

AH Thony pun mengajak semua warga menggelorakan daya juang dengan bergotong-royong peduli lingkungan.

"Masak membersihkan got saja nunggu Pemkot. Mari lurah, RT RW di kampung-kampung menggerakkan kerja bakti. Apalagi rata-rata banjir di kampung karena got mampet," kata AH Thony.

Dinas PU Sumber Daya Air diharapkan juga rutin mengecek setiap saluran air. Terutama saluran primer atau sekunder. Bahkan kalau perlu hingga saluran di perkampungan. Sebab semua saluran itu harus terkoneksi dan lancar. Mereka juga harus rutin melakukan normalisasi dengan mengeruk setiap saluran.

Pria asal Bojonegoro ini terus mendorong Pemkot Surabaya menuntaskan proyek saluran box culvert dan proyek saluran lainnya yang terkoneksi satu sama lain. Tak ada lagi saluran yang tidak terhubung. Kelihatannya ada saluran tapi tidak terkoneksi sehingga meluber saat hujan.

Politisi yang juga akademisi di kampus di Surabaya ini memberikan gambaran panjang terkait banjir. Diakui bahwa air kita yakini sebagai sumber kehidupan. Tapi kalau melimpah dan menggenang akan menjadi petaka.

Banjir sebenarnya menunjukkan bahwa ekosistem berjalan. Namun banjir akan menunjukkan masyarakat mana yang ramah dan peduli lingkungan dan mana yang tidak. Kalau ramah lingkungan artinya mendapat sikap air yang ramah dari alam.

Sebaliknya masyarakat mana yang tidak peduli dengan pepohonan sebagai tempat air bersarang dan saluran sebagai tempat dia berjalan air akan menjadi banjir menjadi masalah yang mengganggu kesejahteraan.

"Banjir di Surabaya membutuhkan kerelaan semua pihak untuk bergerak bersama. Semua bersinergi untuk bersama-sama melawan banjir, karena tidak bisa Pemkot sendiri yang berjuang menanggulangi banjir. Terutama masyarakat harus berperan aktif. Harus berpartisipasi aktif menjaga saluran tetap lancar," pungkasnya.



(red.alz)
© Copyright 2022 - detiknews
https://www.detiknews.web.id/p/box-redaksi.html