Breaking News

Kisah Anak Durhaka di Malang Gantung Ibu gegara Tak Dibelikan Helm

 


Malang, detiknews.web.id - Malam baru saja beranjak, Aman Dwi Prayogi (20) tampak duduk di teras sambil mengisap rokok. Tak lama kemudian ia masuk ke rumah mengganti celana warna merah pendek berlogo Arsenal dengan sarung.


Prayogi selanjutnya mengambil air wudu dan menunaikan salat. Tuntas menunaikan kewajibannya, Prayogi lantas mengambil kayu di bawah meja makan. Ia masuk ke kamar ibunya, Suyati (42) yang saat itu sedang tidur.


Tanpa ampun, Prayogi langsung menghantamkan kayu tersebut ke kepala Suyati sebanyak dua kali. Darah pun mengucur deras dari kepala Suyati. Belum puas, Prayogi mengambil bantal dan membekapkan bantal itu ke muka Suyati selama beberapa menit.

Kesadisan Prayogi belum usai, ia lantas menuju ruang tamu dan mengambil kawat baja. Kawat ini selanjutnya dililitkan ke leher ibu kandungnya itu. Kawat yang melilit leher ini lantas dikaitkan dengan paku yang ada ditembok. Sehingga Suyati seolah-olah gantung diri.

Pembunuhan sadis ini terjadi pada Rabu, 27 September 2017 sekitar pukul 01.30 WIB. Setelah memastikan ibunya tewas, Prayogi selanjutnya melaporkan kejadian itu ke Ketua RT setempat bahwa ibunya gantung diri.

Warga RT 03 RW 10 Kelurahan Kalirejo, Lawang, Kabupaten Malang langsung gempar. Laporan Prayogi ini lantas dilaporkan polisi. Pasalnya, saat ditemukan Suyati memang tewas tergantung tapi dengan bersimbah darah.

Laporan ini tak sesuai dengan yang disampaikan Prayogi yang menyebut bahwa ibunya hanya gantung diri. Polisi lantas datang ke lokasi sekitar pukul 04.00 WIB dan menggelar olah TKP. Sejumlah saksi kemudian diperiksa termasuk Prayogi.

Saiful Anwar (RSSA) Malang. Dari hasil pemeriksaan, Suyati diketahui tewas karena pendarahan yang terus keluar karena patah tulang tengkorak akibat kekerasan benda tumpul dan mati lemas akibat jeratan tali pada leher.

Pada hari itu juga polisi langsung menetapkan Prayogi sebagai tersangka pembunuhan ibunya. Ia langsung dihadirkan di press release Mapolres Jalan Ahmad Yani, Kepanjen. Tak ada raut penyesalan dari wajah Prayogi.

Kapolres Malang saat itu, AKBP Yade Setiawan Ujung menuturkan pembunuhan yang dilakukan Prayogi sudah direncanakan terlebih dahulu. Adapun motifnya karena sakit hati. (red.W)

© Copyright 2022 - detiknews
https://www.detiknews.web.id/p/box-redaksi.html