Lamongan, detiknews.web.id - Dari Januari hingga Oktober 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan mencatat sebanyak 553 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di wilayah Lamongan. Beberapa pasien yang terinfeksi bahkan harus dirawat di rumah sakit.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lamongan, dr. Mafidhatul Laely, mengungkapkan bahwa kasus DBD tertinggi tercatat di Kecamatan Karangbinangun dan Mantup, masing-masing dengan 43 kasus. “Hingga Oktober, ada 553 kasus DBD, beberapa pasien dirawat di rumah sakit. Jumlah tertinggi berada di Kecamatan Karangbinangun dan Mantup,” ujar dr. Mafidhatul, Sabtu (9/12/2024).
Untuk mengurangi risiko penyebaran, Dinkes Lamongan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap DBD dan penyakit lain yang sering muncul saat musim hujan. Masyarakat diminta menerapkan prinsip 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Selain DBD, dr. Mafidhatul juga memperingatkan tentang leptospirosis, penyakit yang rentan terjadi saat musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Gejala leptospirosis mirip flu, namun lebih berat dan dapat menyebabkan bengkak serta warna kuning pada kulit, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada kerusakan organ dalam.
“Saat ini, kasus leptospirosis belum ditemukan di Lamongan, tetapi kami tetap siaga. Kami telah menyediakan rapid diagnostic test (RDT) untuk leptospirosis guna mempercepat diagnosis jika muncul kasus,” jelasnya.
Dinkes Lamongan juga telah mempersiapkan langkah pencegahan, termasuk penyelidikan epidemiologis apabila ditemukan kasus untuk mengurangi risiko penularan. Masyarakat diimbau untuk segera menghubungi tenaga kesehatan jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.(red.A)
Social Header